TANJUNG SELOR – Memasuki awal musim kemarau, ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Utara kian meningkat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara resmi menetapkan status siaga bencanaper Juni 2025.
Kepala BPBD Kaltara, Andi Amriampa, mengungkapkan penetapan ini berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, yang memprediksi adanya fenomena ekuinox kering di pertengahan tahun.

“Ekuinox basah sudah lewat. Sekarang kita bersiap menghadapi ekuinox kering yang rawan memicu kebakaran,” jelasnya, Senin (9/6).
BPBD memetakan beberapa wilayah paling rawan Karhutla, antara lain Nunukan, Tana Tidung, dan sebagian Malinau. Kawasan gambut dan hutan terbuka dinilai paling berisiko terbakar saat musim kemarau panjang.
Untuk itu, BPBD telah melakukan koordinasi lintas sektor, termasuk dengan sekolah kehutanan, guna menyiapkan langkah mitigasi seperti patroli terpadu, penyuluhan warga, dan pemetaan titik rawan api.
“Kami juga sudah berkoordinasi soal peralatan dan sumber daya. Kesiapan harus maksimal, baik dari sisi mitigasi maupun respons cepat,” tegas Andi.
Ia juga mengingatkan, penanggulangan Karhutla bukan hanya tugas pemerintah. Peran TNI/Polri, masyarakat adat, hingga relawan lokal sangat dibutuhkan dalam pengawasan dan penanganan dini.
BPBD pun mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar, dan segera melapor jika menemukan titik api.







