NUNUKAN – Kasus dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan anak PAUD dan SD di Pulau Sebatik pada Selasa (30/9), membuat Bupati Nunukan, Haji Irwan Sabri, bergerak cepat. Pemerintah Kabupaten Nunukan langsung menghentikan sementara operasional Sistem Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) di Kecamatan Sebatik Tengah.

Keputusan ini diambil lantaran makanan dari program SPPG diduga menjadi penyebab keracunan. “SPPG yang baru dua hari berjalan harus kita hentikan sementara. Kita tidak boleh ambil risiko sebelum ada hasil laboratorium dari sampel makanan MBG,” tegas Irwan saat meninjau langsung kondisi para korban di RSUD Pratama Sebatik, Selasa malam.

Bupati Irwan, yang baru tiba dari Tarakan, langsung menyeberang ke Sebatik sekitar pukul 19.00 Wita begitu menerima laporan adanya 82 anak yang mengalami gejala keracunan. Dari hasil pemantauan di rumah sakit dan puskesmas, sebagian besar anak telah membaik. Bahkan, 61 anak sudah diizinkan pulang, sementara sisanya masih dalam perawatan intensif.

Irwan menekankan, keselamatan anak-anak harus menjadi prioritas utama. Karena itu, ia memerintahkan Dinas Kesehatan untuk segera melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan. Hasil uji tersebut akan menjadi dasar apakah program SPPG di Sebatik dapat kembali dilanjutkan atau harus dievaluasi total.

“Program ini sebenarnya sangat baik untuk pemenuhan gizi anak. Tetapi kalau terbukti ada kandungan berbahaya, tentu akan kita kaji ulang. Jangan sampai keselamatan anak-anak justru terancam,” tegasnya.

Dengan penghentian sementara ini, Pemkab Nunukan berharap kasus serupa tidak terulang. Pemerintah juga memberi waktu bagi tim kesehatan untuk menelusuri penyebab pasti keracunan massal yang sempat membuat warga Sebatik panik.

Iklan