NUNUKAN – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr. H. Zainal A. Paliwang, M.Hum., melalui Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kaltara, Andi Amriampa, secara resmi meluncurkan program TANGKAS DESAKU (Tangguh, Kuat, dan Siaga Desa Ku) di Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Jumat (17/10/2025).

Acara peluncuran ini turut dihadiri oleh Ketua Komisi IV DPRD Kaltara Tamara Moriska, Plt. Kadisnakertrans Kaltara Asnawi, perangkat desa, serta masyarakat setempat yang antusias menyambut program inovatif tersebut.

Dalam sambutan Gubernur Kaltara yang dibacakan oleh Kepala BPBD Kaltara, disampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut sebagai bentuk langkah nyata pemerintah dalam memperkuat ketangguhan ekonomi masyarakat pascabencana.

“Program TANGKAS DESAKU merupakan inisiatif penting yang diinisiasi BPBD Kaltara untuk memperkuat ketenagakerjaan dan kewirausahaan lokal pascabencana banjir melalui pendekatan desa tangguh bencana,” ujar Andi Amriampa saat membacakan sambutan gubernur.

Menurutnya, banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi di Kalimantan Utara dan berdampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat, mulai dari kerugian materi, rusaknya infrastruktur desa, hingga terganggunya aktivitas ekonomi.

“Berdasarkan data BPBD, pada tahun 2024 tercatat 267 kejadian bencana di Kaltara, dan 33 di antaranya adalah banjir. Hingga September 2025, sudah terjadi 77 kejadian bencana, termasuk 21 banjir yang berdampak pada permukiman warga dan fasilitas umum,” jelasnya.

Desa Atap sendiri menjadi salah satu wilayah yang rawan banjir akibat kiriman air dari wilayah Sabah, Malaysia. Kondisi ini menjadi isu lintas batas yang bahkan telah dibahas dalam forum Sosek Malindo.

Melalui program TANGKAS DESAKU, pemerintah tidak hanya fokus pada penanganan darurat bencana, tetapi juga pada pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat agar lebih mandiri.

“Pemulihan pascabencana tidak cukup dengan membangun infrastruktur fisik. Yang lebih penting adalah membangkitkan ekonomi masyarakat agar bisa pulih dan mandiri,” lanjutnya.

Program ini juga mendorong kolaborasi multipihak (pentahelix) antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat, dengan model penguatan melalui koperasi desa/kelurahan Merah Putih. Kolaborasi ini diharapkan memperluas akses modal usaha dan menumbuhkan semangat kewirausahaan berbasis potensi lokal.

Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa program TANGKAS DESAKU selaras dengan Asta Cita ke-3 Presiden RI Prabowo Subianto, yakni meningkatkan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, serta memperkuat industri kreatif dan infrastruktur.

“Inisiatif ini bukan hanya menjawab tantangan kebencanaan, tetapi juga menjadi bagian dari strategi nasional memperkuat ekonomi rakyat dan mengurangi kerentanan sosial-ekonomi masyarakat terhadap risiko bencana,” tutupnya.

Dengan peluncuran program TANGKAS DESAKU, Pemerintah Provinsi Kaltara berharap terbentuknya model pemulihan ekonomi desa pascabencana yang terukur, kolaboratif, dan berkelanjutan, serta dapat direplikasi di desa-desa rawan bencana lainnya di Kaltara.

Iklan