TANJUNG SELOR – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) menargetkan penggunaan pupuk biosoka bisa mencapai 80 persen hingga 100 persen di Kaltara.
Biosoka merupakan salah satu inovasi cara pembuatan pupuk organik yang mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit, serta mampu menekan penggunaan pupuk mencapai 50 hingga 90 persen.
Kepala DPKP Kaltara, Heri Rudiyono mengatakan, penggunaan pupuk biosoka terhadap pertanian tidak akan mengurangi hasil panen tani. Melainkan dapat meningkatkan hasil tani, meski dengan penggunaan pupuk kimia yang sedikit.
“Sudah ada hasilnya dan beberapa kali sudah kita uji coba. Bahkan ada hasil pertanian yang biasanya hanya panen 3 sampai 4 ton menjadi 7 ton setelah menggunakan pupuk transilator biosoka ini,” kata Heri, Selasa, 28 Maret 2023.
Heri menjelaskan, selain mengurangi penggunaan pupuk kimia yang notabene harganya mahal, penggunaan pupuk biosoka ini juga mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit.
“Jadi sudah terbukti lebih bermanfaat pupuk biosoka ini. Makanya pemanfaatan dan penggunaan pupuk ini selalu kita sosialisasikan terus kepada para petani,” ujarnya.
Ia menuturkan, tahun ini pihaknya menargetkan penggunaan pupuk biosoka bisa semakin banyak. Di mana saat ini DPKP Kaltara sedang mengupayakan untuk melakukan pembinaan terhadap para petani mengenai penggunaan pupuk biosoka.
“Target kita ke wilayah sentra pertanian dulu yang kita dorong untuk dapat menggunakan pupuk biosoka ini,” terangnya.
“Dengan semakin banyaknya penggunaan pupuk biosoka, juga diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan diharapkan juga dapat menggenjot hasil pertanian Kaltara,” pungkasnya. (adv)