TARAKAN – Matahari baru saja meninggi di Kelurahan Karang Anyar, ketika Gubernur Kalimantan Utara, Dr. H. Zainal Arifin Paliwang, S.H., M.Hum., tiba di lokasi longsor pada Kamis (26/12/2024). Langkahnya perlahan menapaki tanah yang masih lembap, penuh puing-puing rumah yang hancur. Warga setempat menyambutnya dengan mata berkaca-kaca, membawa cerita duka dari bencana yang merenggut tiga nyawa sehari sebelumnya.

Di RT 15, Gubernur Zainal berhenti sejenak. Di sana, dua rumah menjadi saksi bisu kekejaman alam. Salah satu rumah telah kehilangan seorang ibu dan anak kecil—korban yang tak sempat menyelamatkan diri ketika longsor melanda. Rumah lainnya selamat, meskipun trauma mendalam masih membekas pada penghuninya.

“Saya tidak bisa membayangkan rasa kehilangan yang dirasakan keluarga ini,” ucap Gubernur Zainal, suaranya berat menahan emosi. Ia memandangi reruntuhan dengan tatapan yang penuh keprihatinan.

Langkahnya berlanjut ke RT 70, di mana cerita pilu lainnya menanti. Seorang warga yang tengah membersihkan parit saat longsor terjadi, tertimpa tanah bercampur pohon mangga. Gubernur Zainal mendengar kisah itu langsung dari keluarga korban, mencoba menenangkan dengan sentuhan dan kata-kata lembut.

Namun, kunjungan ini bukan hanya tentang rasa duka. Gubernur Zainal datang membawa secercah harapan. Bantuan berupa dana dan dukungan untuk perbaikan rumah diserahkan langsung kepada korban yang terdampak. Ia memastikan bahwa pemerintah hadir untuk mereka, tidak hanya dalam kata-kata tetapi juga tindakan nyata.

“Kami tidak akan meninggalkan kalian. Semua warga Kalimantan Utara yang tertimpa musibah akan mendapat perhatian. Ini adalah tugas kami, sebagai keluarga besar,” tegasnya.

Momen haru terjadi ketika Gubernur Zainal duduk bersama seorang ayah yang kehilangan istri dan anaknya. Dengan penuh perhatian, ia mendengarkan setiap kata, mencoba meredakan kesedihan yang tak tertahankan. “Kita akan bangkit bersama. Saya ada di sini untuk membantu,” katanya, sambil menggenggam erat tangan sang ayah.

Kunjungan ini tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga semangat. Di tengah reruntuhan dan tangisan, Gubernur Zainal mengingatkan bahwa duka ini adalah milik bersama, dan bersama pula mereka akan bangkit.

Ketika ia meninggalkan lokasi, Gubernur Zainal membawa lebih dari sekadar kenangan duka. Ia membawa janji: untuk terus mendampingi, memberi harapan, dan membangun kembali kehidupan warga yang hancur karena bencana.

Iklan