Stok Menipis dan Ongkos Angkut Sebabkan Harga Telur Naik

TANJUNG SELOR – Sejumlah bahan pokok alami kenaikan harga. Salah satunya telur di pasar tradisional di Kabupaten Bulungan yang cukup signifikan. Bahkan dari pantauan media ini di lapangan, harga telur per piringnya bisa menyentuh Rp 70 ribu.
Padahal sebelumnya harga telur di pasaran hanya sekitar Rp 45 ribu dan Rp 50 ribu per piringnya.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Hasriyani, kenaikan harga telur yang terjadi saat ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Selain karena momentum bulan Ramadan, tingginya kebutuhan telur dibandingkan dengan ketersediaan telur membuat lonjakan harga telur terjadi di sejumlah daerah yang ada di Kaltara.
“Jadi bukan hanya di wilayah Kaltara saja kenaikan harga telur ini terjadi. Tapi hampir di semua daerah di Indonesia termasuk daerah yang menjadi pemasok telur,” kata Hasriyani, Sabtu, 30 Maret 2024.
Selain itu, tingginya ongkos transportasi juga dianggap Hasriyani menjadi penyebab lainnya dari kenaikan harga telur di Kaltara.
“Karena untuk telur kita masih mengandalkan pasokan dari daerah lain, sedangkan transportasi ke Kaltara cukup jauh dan memakan biaya dan hal ini kita dapatkan langsung dari para agen pemasok telur Kaltara yang mengeluhkan hal ini,” ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara, Heri Rudiono.
Dari pantauannya terhadap kondisi pangan Kaltara, Heri mengungkapkan tingginya biaya ongkos transportasi pengiriman barang ke Kaltara menjadi salah satu penyebab dari naiknya beberapa harga Sembako di Kaltara.
“Baik para agen pemasok Sembako dan peternak semuanya mengeluhkan hal yang sama sehingga mereka juga tidak punya pilihan lain selain menaikan harga,” ungkapnya lagi.
“Oleh karena itu, bersama DPKP, Disperindagkop dan Dishub Kaltara kita memikirkan beberapa cara agar konektivitas harga sembako dapat ditekan agar tidak naik terlalu tinggi,” pungkasnya.(adv)






